Kamis, 03 Februari 2011

Ancaman Worm Stuxnet

Hampir semua perusahaan antivirus menempatkan Stuxnet sebagai ancaman masa depan yang bisa memicu perang dunia maya. Bagaimana tidak, virus tersebut punya kemampuan menyusup ke mesin industri dan berpotensi mengacau fasilitas penting yang dikenadalikan pembuatnya dari jarah jauh. Kasus terakhir adalah serangan Stuxnet ke fasilitas nuklir Iran.

Namun, di samping menembus keamanan platform berbasis SCADA buatan Siemens yang biasa digunakan di mesin-mesin industri, Stuxnet juga dilaporkan menyerang komputer berbasis Windows. Perusahaan solusi keamanan dari Indonesia, Vaksincom, mencatat serangan Stuxnet ke komputer pribadi berbasis Windows Vista dan Windows 7.

Serangan tersebut menyebabkan komputer menjadi tidak berfungsi normal dan yang pasti bakal mengganggu kegiatan penggunanya. Belum lagi, kalau malware (malicious software) atau software berbahaya ini mengacak-acak data atau mencuri informasi penting dari komputer Anda. Nah, sebelum menyesal karena terlambat mengenali infeksi malware ini, ketahui tanda-tandanya.

Gejala & Efek Virus

Beberapa gejala yang terjadi jika komputer Anda sudah terinfeksi Stuxnet yaitu:

1. Install driver baru (replace driver lama) Saat Worm Stuxnet sudah menginfeksi, worm akan mencoba menghapus drive dari Realtek atau Jmicron dan menggantinya dengan driver yang baru versi worm Stuxnet. Stuxnet menginstall driver menggunakan 2 file virus yaitu : MRXCLS.SYS dan MRXNET.SYS.

2. Mematikan aktivitas Print Share Worm menginjeksi file spoolsv, sehingga aktivitas print (cetak data) menjadi terhenti. Komputer yang terinfeksi tidak akan bisa melakukan print. Sebagai ganti dari aktivitas print tersebut worm membuat 2 file yaitu :

- C:-WINDOWS-system32-winsta.exe (file utama worm Stuxnet) - C:-WINDOWS-system32-wbem-mof-sysnullevnt.mof

3. Low Disk Space Akibat dari aktivitas print yang terus dipaksakan, membuat file Winsta akan terus membengkak sehingga membuat space hardisk anda menjadi habis dan tentunya akan mendapat sebuah peringatan Low Disk Space dari sistem Windows.

4. Tidak bisa menyimpan data atau menjalankan program tertentu. Karena file Winsta yang bertambah besar dan membuat space harddisk anda berkurang, menyebabkan anda tidak bisa menyimpan data. Selain itu program/aplikasi pun tidak bisa dijalankan karena membutuhkan cache (ruang penyimpan) yang semuanya dihabiskan oleh file Winsta yang membengkak.

5. Membuat komputer hang/lambat dan bahkan koneksi jaringan menjadi terputus. File sistem Windows yang akan menjadi sasaran injeksi worm Stuxnet yaitu :

- C:-WINDOWS-system32-svchost.exe (file sistem yang berhubungan dengan koneksi jaringan, dengan menginjeksi akan membuat jaringan terputus) - C:-WINDOWS-system32-lsass.exe (file sistem yang berhubungan dengan aktivitas komputer, dengan menginjeksi akan membuat komputer hang/lambat).

6. Melakukan koneksi ke Remote Server Worm Stuxnet melakukan koneksi ke Remote Server untuk melakukan pengiriman informasi yang dibutuhkan pada Remote Server. Remote Server yang digunakan yaitu :

- www.premierfutbol.com - www.todaysfutbol.com

7. Membuat file Scheduled Task Cara yang sama dilakukan oleh Conficker, worm Stuxnet juga membuat file scheduled task agar dapat aktif dan menginfeksi komputer.

File Worm Stuxnet

Saat worm Stuxnet dijalankan, worm akan menginjeksi beberapa file sistem Windows yaitu :

- C:-WINDOWS-system32-lsass.exe

- C:-WINDOWS-system32-svchost.exe

- C:-WINDOWS-system32-spoolsv.exe

Selain itu juga membuat 2 file driver yaitu :

- C:-WINDOWS-system32-driver-mrxcls.sys

- C:-WINDOWS-system32-driver-mrxnet.sys

Dan beberapa file konfigurasi yaitu :

- C:-WINDOWS-inf-oem6c.pnf

- C:-WINDOWS-inf-oem7a.pnf

- C:-WINDOWS-inf-mdmeric3.pnf

- C:-WINDOWS-inf-mdmcpq3.pnf

Serta 2 file yang lain yaitu:

- C:-WINDOWS-system32-KERNEL32.DLL.ASR.xxx atau SHELL32.DLL.ASR.xxx

- C:-addins-DEFRAG[angka_acak].TMP

Selain itu membuat file schedule task yaitu :

- C:-WINDOWS-Tasks-At1.job

Saat menginfeksi file spoolsv.exe, worm membuat 2 file kembali yaitu :

- C:-WINDOWS-system32-winsta.exe (file inilah yang jika aktif akan semakin mengembang / membengkak ukurannya)

- C:-WINDOWS-system32-wbem-mof-sysnullevnt.mof

Selain itu pada removable disk/drive akan membuat beberapa file yaitu :

- Autorun.inf

- Copy of Shortcut.lnk

- Copy of Copy of Shortcut.lnk

- Copy of Copy of Copy of Shortcut.lnk

- Copy of Copy of Copy of Copy of Shortcut.lnk

- ~WTR[angka_acak].tmp

-~WTR[angka_acak].tmp

Modifikasi Registry

Beberapa modifikasi registry yang dilakukan oleh worm Stuxnet antara lain sebagai berikut :

- Menambah Registry

HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-CurrentControlSet-Services-MRxCls HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-CurrentControlSet-Services-MrxNet HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-ControlSet001-Services-MrxNet HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-ControlSet001-Services-MRxCls HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-CurrentControlSet-Enum-Root-LEGACY_MRX HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-CurrentControlSet-Enum-Root-LEGACY_MRXNET HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-ControlSet001-Enum-Root-LEGACY_MRXCLS HKEY_LOCAL_MACHINE-SYSTEM-ControlSet001-Enum-Root-LEGACY_MRXNET

Metode Penyebaran

Beberapa cara worm Stuxnet melakukan penyebaran yaitu sebagai berikut :

- Removable drive / disk Metode ini adalah metode yang umum dilakukan oleh para pengguna komputer. Worm (memanfaatkan celah autoplay) membuat beberapa file agar menginfeksi komputer yaitu :

1. Autorun.inf

2. Copy of Shortcut.lnk

3. Copy of Copy of Shortcut.lnk

4. Copy of Copy of Copy of Shortcut.lnk

5. Copy of Copy of Copy of Copy of Shortcut.lnk

6. ~WTR[angka_acak].tmp

7. ~WTR[angka_acak].tmp

Selain itu, dengan memanfaatkan celah keamanan MS10-046 (Windows Icon handler) maka file shortcut/LNK akan langsung dieksekusi pada saat drive tersebut diakses.

- Jaringan Metode ini dengan memanfaatkan celah keamanan dari sistem Windows yaitu :

1. MS08-067 (Windows Server Service), seperti hal-nya Conficker memanfaatkan celah ini dengan melakukan akses C$ dan ADMIN$

2. MS10-061 (Windows Print Spooler), memanfaatkan printer sharing worm menginfeksi pengguna komputer yang mencoba akses ke printer server.


Sumber: kompas.com

Jumat, 28 Januari 2011

Membedakan antara 4 core dan 8 core AMD

Ini baru rumor, AMD akan menempatkan nama baru procesor FX menjadi 2. Nama procesor baru diperuntukan bagi seri Bulldozer. AMD sudah lama absen mengeluarkan seri procesor baru, kecuali seri FX dengan tambahan Black Edition untuk tipe unlock procesor.

Kuartal 2 tahun , AMD membagi 2 model procesor. AMD Vision Black FX dan Ultimate Vision FX, Vision Black ditujukan bagi 4 - 6 core procesor, sedangkan Ultimate Vision untuk 8 core.
Belum ada informasi lebih lanjut dengan seri procesor baru AMD mendatang tersebut. Jika rumor ini benar, dipastikan ke 2 nama diatas masuk jajaran seri procesor premium

Model pertama Zambezi dengan 8 core TDP 95-125W, L3 8MB
Kuartal 2 tahun 2011, isunya AMD siap mengeluarkan 6 core dengan 8MB L3 dan 4 core L3 4MB.

Kedua model memiliki fitur TurboCore 2.0, dual channel DDR3 dengan kecepatan memory DDR 1866Mhz.
Semuanya kompatibel dengan socket AM3+

8 Core Zambezi memiliki modul dual core Bulldozer, isunya memiliki 2 MB share pada L2 dan 8MB untuk L3. Total L2 dan L3 menjadi 16MB. 77% meningkat dari tipe 6 core yang hanya memiliki 9MB cache memory.

Umur Harddisk Studi Dari Storelab

Sebuah studi dari Storelab, sebuah perusahaan perbaikan data baru baru ini mengeluarkan informasi penting tentang umur harddisk. Data dikumpulkan dalam jangka waktu lama, sesuai dengan pemakaian dan kerusakan harddisk yang mereka temukan.

Laporan ini menjadi kontroversi mengingat banyak harddisk cacat atau rusak yang dibuat oleh vendor pabrikan, dan pentingnya data yang disimpan pada harddisk computer.

Penguna computer, khususnya pembeli computer secara lengkap tidak pernah tahu apa merek harddisk yang mereka gunakan. Terkadang banyak pembeli terbuai dengan masa garansi yang panjang, dan menjamin bahwa harddisk mereka akan digantikan bila rusak. Harddisk rusak akan diganti, bagaimana dengan nasib data penting. Bisa dijawab oleh produsen harddisk "
tanyakan pada rumput yang bergoyang".

Harddisk untuk home PC mungkin akan kehilangan data penting seperti file musik atau foto yang menjadi koleksi pribadi. Tetapi bagi kalangan profesional, data penting yang dibuat berbulan bulan bisa saja hilang oleh rusaknya harddisk.

Berapa lama umur harddisk bisa bekerja. Jawabannya tidak pernah sama. Satu vendor umumnya bisa mencapai 3.5 tahun, tetapi ada yang lain hanya sampai 1.5 tahun. Kapasitas dan model membedakan kualitas sebuah dan umur pemakaian sebuah harddisk.

Tentang produsen pembuat harddisk, pemakai, persentasi kerusakan dan umur pemakaian

Secara umum ada 6 produsen besar pembuat harddisk yaitu Fujitsu / Toshiba, Hitachi, Samsung, Seagate, dan Western Digital.

Pada penelitian dilakukan dari 4000 unit harddisk lebih dengan format 3.5 dan 2.5 inch. Storelab melakukan perbandingan dari data yang dikumpulkan sesuai klasifikasi produk, merek dan kapasitas serta model.

Menurut iSuppli , pemakaian harddisk pada pasar computer. Seagate memimpin penjualan harddisk Dunia, di ikuti oleh Western Digital



Menurut data Storelab yang didapat dari catatan kerusakan harddisk yang ada pada mereka. Kerusakan harddisk terbesar terjadi pada produk terbesar yaitu Seagate yang memimpin penjualan harddisk di Dunia. Hampir 2x lipat dari pangsa pasar harddisk yang ada, setara 31%

Walaupun pemakaian harddisk di Rusia hanya berjumlah 40% saja dari seluruh merek harddisk Seagate. Tetapi kerusakan harddisk dari produsen lain jauh lebih rendah, seperti Hitachi dan Western Digital hanya tercatat 11% dibawahnya.

Dibawah ini menurut data statistik kerusakan harddisk menurut persentasi. Probabilitas dari angka dibawah ini menunjukan semakin besar jumlah harddisk yang rusak yang di dapat oleh StoreLab



Indikator kedua digunakan menurut umur pemakaian dan berapa lama harddisk mampu bekerja sebelum rusak.

Perancang harddisk seperti Insinyur pembuat harddisk boleh mengatakan harddisk mereka mampu bekerja bertahun tahun bahkan puluhan tahun. Tetapi kesimpulan yang mereka lakukan hanya dilakukan berdasarkan angka, dan bukan test sebenarnya. Mengingat tidak mungkin sebuah harddisk baru dijual setelah dilakukan uji coba bertahun tahun untuk mendapatkan angka MTBF.

Apa yang mengejutkan dari data yang di dapat oleh StoreLab. Harddisk ternyata ada yang umurnya hanya 1.5 tahun saja. Sedangkan terlama bekerja dari merek Hitachi dan Western Digital, mampu bekerja sampai 3.5 tahun sebelum terindikasi rusak.

Dari merek Seagate hanya tipe 7200.10 yang mampu bekerja lebih dari 3 tahun. Samsung dan Toshiba/Fujitsu juga bernasib sama, hanya bekerja dalam waktu 1.5 sampai 2 tahun saja dan masuk ke StoreLabs untuk dilakukan forensik data.





Kesimpulan dari data kerusakan masing masing harddisk

Seagate
Seagate 500GB sampai 1.5TB tipe Barracuda 7200.11. Mencapai kerusakan 65% dari harddisk yang masuk ke StoreLab untuk diperbaiki atau diselamatkan datanya. Kerusakan terbesar pada Seagate 7200.11 terjadi pada Firmware yang rusak dengan menampilkan code 000000CC.
Seagate tipe 7200.10, lebih tangguh dari 7200.11. Kerusakan hanya mencapai 35%.
Kerusakan harddisk terjadi pada drive motor, khususnya pada as roda. Semakin besar jumlah platter akan memperpendek umur motor harddisk. Dan berakhir dengan matinya harddisk.
Harddisk yang kerjanya berlebihan dan terus menerus, menjadi satu kategori dari penyebab harddisk mati. Tanda tanda harddisk mengalami kerusakaan pada bagian drive motor, harddisk akan mengeluarkan bunyi semakin keras dan bising ditambah getaran berlebihan.
Seagate mencoba memperbaiki teknologi harddisk seri 7200. Dan mengeluarkan 7200.12 yang lebih handal.

Western Digital
Harddisk 500GB ternyata tahan sampai 3.5 tahun. Sisanya sebesar 41% rusak adalah tipe 500GB keatas.Karena konstruksi platter lebih banyak biasanya lebih rentan rusak. Bahkan beberapa model rusak sebelum berumur 2 tahun.
Ciri dari kerusakan Western Digital terletak ketika proses penulisan dan pembacaan data pada piring platter harddisk. Yaitu pada head harddisk yang rusak, dan menjadi ciri dari harddisk Western Digital.
Kondisi lain adalah suhu harddisk. Kerusakan terjadi bila harddisk harus bekerja pada suhu 45 derajat lebih. Harddisk menjadi kepanasan.
Western digital membuat harddisk dengan daya tahan gunjang lebih baik. Membuat sistem poros motor yng dibuat terpisah dengan penutup harddisk. Jangan pernah menutup lubang pada harddisk Western Digital. Secara unit, harddisk Western Digital memang handal. Termasuk unit elektronik dan mekanik yang digunakan.

Fujitsu / Toshiba dan Samsung
Sebagian besar model yang diperiksa untuk format 2.5 inch, khususnya harddisk untuk notebook. Rata rata umur harddisk dari 2 produsen ini mencapai 2 tahun.
Masalah paling umum pada Toshiba / Fujitsu adalah penjepit tiang as drive dalam bentuk bantalan yang rusak karena umur pemakaian. Karena penutup yang ada sangat tipis terkikis, dan cairan pelumas terjadi penguapan. Hal ini membuat gesekan pada socket, lalu pecah dan mengerogoti bagian as roda.
Kerusakan lain terjadi ketika head drive mulai mengesek dan merusak platter harddisk, sehingga harddisk rusak atau bad sector. Cirinya mudah, akan terdengar dengunan kecil seperti samar samar., lalu harddisk tidak akan terditeksi lagi oleh BIOS computer. Pastinya data didalam harddisk tidak dapat dibaca, alias hilang. Hal ini umumnya menjadi kejadian pada harddisk Samsung.

Dari 4 merek besar, harddisk terhandal adalah Hitachi.
Hal ini dikemukakan oleh StoreLab. 200 harddisk yang diterima dan diminta diperbaik menjadi catatan perusahaan perbaikan harddisk ini. Dan tidak satupun mengalami kegagalan kerja karena disain harddisk Hitachi sendiri.

  • Semua kerusakaan yang ditemukan adalah kesalahan dari si pemakai.

Tetapi jangan menjadikan patokan bahwa data StoreLab menjadi paduan dalam memilih harddisk. Karena banyak faktor lain yang tidak terlihat oleh masyarakat umum. Angka kerusakan harddisk bisa lebih kecil atau bisa lebih besar lagi Mengingat penelitian ini dilakukan di negara Eropa timur , yang umumnya lebih dingin dan produk yang ada hanya dipasarkan dinegara tersebut.

Angka tersebut adalah kumpulan dan penelitian yang dilakukan oleh StoreLab atas harddisk rusak dan dicoba untuk dilakukan penyelamatan data oleh mereka.


Mengamankan kinerja harddisk agar bekerja lebih lama.

  • Hindari harddisk bekerja pada suhu panas tinggi.
  • Tidak menempatkan harddisk bekerja pada kondisi buruk, seperti tata letak harddisk yang sembarangan didalam computer atau botebook.
  • Mengunakan komponen anti getar untuk melindungi harddisk anda.
  • Bila perlu dipasangkan suhu sensor untuk memonitor panas harddisk.
  • Selalu menyediakan harddisk backup untuk cadangan data, bila data anda memang penting.
  • Ketahui kelemahan produk dari masing masing produsen.

Rabu, 26 Januari 2011

10 Ancaman Teratas Setahun Terakhir




Pertumbuhan varian-varian threat atau ancaman dari virus komputer dan sejenisnya makin canggih dan meluas. Tidak hanya ditujukan untuk satu platform saja, tetapi ke sistem operasi lain selain Windows. Hal ini menjadi penyebab bertambahnya kesibukan terkait dengan dunia maya.

Level pertumbuhan ancaman dalam berbagai bentuk mencapai tingkat yang tinggi dan nyaris membahayakan kehidupan manusia bahkan diprediksi akan memicu cyber war. Virus Stuxnet, misalnya, masuk ke sistem SCADA yang biasa dipakai di berbagai fasilitas infrastruktur seperti sistem otomasi pembangkit listrik, mesin industri, dan sebagainya. Bahkan, Stuxnet menyusup pula ke kantor fasilitas nuklir Iran dan berpotensi satu kekeliruan kecil saja mungkin dapat memicu bahaya nuklir.

Berikut ini adalah 10 malware teratas yang bergentayangan di jagat maya Indonesia yang berhasil terdeteksi oleh ESET Threat Sense Lab. Mungkin salah satu di antaranya menginfeksi komputer kita.

1. Win32/Conficker.AA Persentase Deteksi Tahun 2010: 6,85%

Win32/Conficker.AA adalah worm yang menyebar lewat folder bersama dan perangkat media bergerak. Worm ini masuk ke komputer dengan memanfaatkan kerentanan pada Server Service. Setelah Conficker.AA berhasil, komputer pengirim akan melakukan kontrol secara remote terhadap komputer korban yang telah terinfeksi lalu men-download.

2. Win32/Conficker.AE Persentase Deteksi Tahun 2010: 6,76%

Win32/Conficker.AE adalah worm yang juga merupakan salah satu varian dari Conficker.AA, dengan modus operandi penyebarannya menyerupai cara penyebaran Conficker.AA

3. Win32/Agent Persentase Deteksi Tahun 2010: 3,48%

Menurut deskripsi ESET NOD32 hasil deteksi malware ini sebagai malware generic, yang dikenal dikalangan keluarga besar malware dengan kemampuannya mencuri data milik user dari PC yang terinfeksi. Untuk melakukan hal tersebut malware biasaya akan menperbanyak dirinya kemudian menempatkan diri di dalam folder temporary dan menambahkan keys pada registry yang serupa dengan file malware tersebut atau mirip dengan file-file hasil meng-copy diri secara random itu tadi lalu menempatkan diri di folder-folder sistem operasi yang lain sehingga malware bisa "bekerja" di setiap kali sistem tersebut melakukan start up.

Malware tersebut mampu bermutasi menjadi serangkaian threat lain, penyebarannya melalui serangkaian perantara sehingga hampir tidak mungkin menghapusnya hanya dengan menggunakan satu cara saja. Untuk mencegahnya, gunakan perangkat keamanan yang baik dengan kelengkapan anti-malware, jangan lupa untuk selalu mem-patch, disable Autorun, dan yang tidak kalah penting adalah, pikir baik-baik sebelum anda meng-klik sesuatu.

4. Win32/Conficker.Gen Persentase Deteksi Tahun 2010: 3,26%

Win32/Conficker.Gen adalah salah satu varian dari Conficker yang memiliki kesamaan modus operandi dalam menginfeksi komputer korban. Demikian pula kerentanan yang dimanfaatkan juga sama yaitu kerentanan pada Server Service.

5. Win32/Conficker.X Persentase Deteksi Tahun 2010: 2,97%

Threat yang satu ini adalah worm yang menyerang komputer jaringan dan menyebar dengan memanfaatkan kerentanan pada sistem operasi Windows keluaran Microsoft. Kerentanan tersebut secara spesifik pada RPC subsystem dan dapat dimasuki secara remote oleh penyerang. Penyerang tersebut dapat melancarkan serangannya dengan tanpa menggunakan identitas yang valid. Threat ini mampu melakukan kontak dengan web server untuk men-download program-program jahat yang lainnya dengan menggunakan nama domain yang belum resmi.

6. Win32/VB Persentase Deteksi Tahun 2010: 2,74%

Worm Win32.VB dibuat dengan bahasa pemprograman Visual Basic dan mampu menyebar dengan cepat, tetapi masalah yang ditimbulkan tidak besar. Threat ini biasanya bekerja untuk menyebarkan spam. Karena risiko yang ditimbulkan tidak besar itulah, sebagian besar kasus Win32/VB bisa ditangani sendiri oleh user dengan menggunakan perangkat keamanan antivirus atau menghentikan pergerakannya di corporate gateways. Malware buatan dalam negeri banyak termasuk dalam jenis ini.

7. INF/Conficker Persentase Deteksi Tahun 2010: 2,14%

INF/Conficker adalah file autorun.inf yang menyebarkan worm Conficker. Hasil deteksi juga digunakan untuk mengurai serangkaian malware yang menggunakan file autorun.inf sebagai cara untuk masuk dan menginfeksi personal computer. File tersebut berisikan informasi program yang dikembangkan untuk mampu melakukan run secara saat perangkat bergerak (misal USB flash disk) dan perangkat lain yang sejenis diakses oleh user yang menggunakan PC berbasis Windows.

8. Win32/Alman.NAB Persentase Deteksi Tahun 2010: 2,08%

Virus yang menginfeksi file-file .EXE, dan menyebar melalui media yang dipakai secara bersama dalam sebuah jaringan komputer. Saat virus aktif, virus akan men-download program-program jahat lainnya. Virus ini juga bersifat rootkit. Virus akan menyembunyikan baik proses maupun file-file yang berhubungan dengan virus tersebut. Win32/Alman.NAB juga memiliki nama lain yaitu : Downloader.Agent.LZM, Trojan.DL.Agent.UJE, Virus:W32/Alman.B, W32/Almanahe, W32/QQPass.ADW.worm, W32/Rectix.A

9. Win32/Stuxnet.A Persentase Deteksi Tahun 2010: 2,02%

Win32/Stuxnet.A adalah worm yang menyebar luas lewat perangkat media bergerak. Modus operandi penyebaran worm ini juga dengan memanfaatkan kerentanan pada sistem operasi dari komputer yang dijadikan target serangan. Kerentanan yang dimanfaatkan adalah pada CVE-2010-2568. Stuxnet adalah salah satu jenis malware dengan target tertentu (targeted malware) yang cukup populer di tahun 2010 karena mentargetkan pada sistem otomatisasi SCADA yang banyak digunakan di industri.

10. INF/Autorun.gen Persentase Deteksi Tahun 2010: 1,91%

Deteksi terhadap INF/Autorun.Gen digunakan untuk menguraikan serangkaian malware yang menggunakan file autorun sebagai cara untuk mengonfirmasi komputer-PC target yang berhasil diserang. File tersebut berisikan informasi program yang dikembangkan untuk mampu melakukan run secara saat perangkat bergerak (misal USB flash disk dan perangkat lain yang sejenis diakses oleh user yang menggunakan PC berbasis Windows.

Sabtu, 23 Oktober 2010

tips windows pembrani



No pain, no gain! Demikian moto yang acap kali kita dengar untuk memotivasi seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Pengguna yang ingin PC-nya selalu memiliki performa maksimal juga bisa mengadaptasi moto tersebut dengan mencoba semua tuning yang sediakan. Risiko dan efektivitas setiap tuning bisa An­da lihat pada grafik di halaman awal.
Catatan: Buat sebelumnya sebuah image sistem sebelum memulai tuning.

Membersihkan context menu

Sebelum mencoba tweak Windows yang paling berisiko, tweak berikut ini bisa Anda gunakan sebagai “pemanasan”. Banyak software tanpa sepengetahuan Anda membuat entri dalam context menu. De­ngan software ShellExView (CHIP-DVD), singkirkan dari context menu.

CARA: Urutkan berdasarkan kolom “Type” dan temukan program dengan Type “Context menu” untuk disingkirkan. Pilih “Di­sable Selected Items” dalam context menu yang tampil untuk menonaktifkannya.

RISIKO: Apabila menyingkirkan entri yang salah, Anda akan kehilangan option-option sistem yang penting.

Menyingkirkan beban DOS

Kebanyakan software sistem tidak mengganggu sistem operasi. Lain halnya de­ngan software hard disk warisan DOS untuk memeriksa nama file yang justru menghambat akses hard disk. Singkirkan saja dengan langkah berikut ini.

CARA: Dalam registry editor, pindah ke “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\Cur­rentControlSet\Control\FileSystem”. Cantumkan “1″ pada entri “NtfsDisable8dot3NameCreation”. Kecepatan hard disk masih bisa ditingkatkan dengan menonaktifkan time stamp yang dibuat Windows saat pengguna membuka sebuah folder. Untuk itu, berikan juga nilai “1″ untuk entri “NtfsDisableLastAccess Update”

Risiko: Apabila Anda mengedit entri yang salah, sistem NTFS bisa rusak dan Windows pun tidak lagi bisa dijalankan.

Mempercepat start
Untuk mempercepat proses start dan kerja program, Anda kerap disarankan meng­ubah prioritas via Task Manager yang relatif rumit dan kurang fleksibel. Alternatifnya, buat file batch pada desktop yang bisa langsung dijalankan. Dengan cara ini, software yang membebani prosesor, seperti games, bisa mendapatkan peningkatan kecepatan yang signifikan.
CARA: Gunakan teks editor Notepad++ dan buat perintah berikut ini.

cd?·?”
start?·?/?·?

Keterangan path di sini bersifat optional, biasanya cukup gunakan entri “start/ ”. Kaitkan beberapa program satu sama lain dengan cara ini agar aplikasi yang Anda gunakan mendapat prioritas tinggi dan tool-tool latar belakang diturunkan prioritasnya. Pada contoh ini, prioritas game “Far Cry” dinaikkan dan iTunes diturunkan:

cd?·?”C:\Program Files\Far?·?Cry\”
start?·?/high?·?FarCry.exe
cd?·?”C:\Program Files\iTunes\”
start?·?/low?·?iTunes.exe
Simpan file dengan akhiran “.bat”.
Risiko: Penentuan prioritas yang kurang tepat bisa menghambat PC Anda.

Menghentikan laporan error
Laporan kesalahan Windows karena program yang mendadak crash cukup mengganggu Anda. Atur agar laporan eror program tersebut tidak lagi tampil.

CARA: Di bawah XP, navigasi ke kunci “HKEY_USERS\.DEFAULT\Control Panel\Desktop” dan cantumkan nilai “1″ pada “AutoEndTasks”. Untuk Vista dan Windows 7, buat entri baru “AutoEndTasks”. di sana dengan mengklik kanan bagian kosong di sisi kanan editor dan pilih “New | String Value”.
Risiko: Penyebab eror program sukar ter­de­teksi jika laporan eror tidak aktif lagi.

Menutup program
Apakah shutdown Windows Anda terlalu lambat? Atasi saja dengan menurunkan waktu shutdown Windows.

CARA: Pada XP, beri nilai “3000″ pada entri “WaitToKillServiceTimeout” di “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYS­TEM\Cur­rent­Con­trol­Set\Control” agar sis­tem selesai shutdown paling lambat 3 detik. Pada Vista dan Windows 7, entri ini terletak di “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Control”.

Risiko: Dengan percepatan ini, Windows “membunuh” program-program yang ma­sih aktif, sehingga data dan setting yang belum sempat disimpan bisa hilang.

Menghentikan cek hard disk
Setelah terjadi crash, Windows selalu memaksa Anda untuk mencek hard disk setiap kali boot jika ada driver yang “cacat”.

CARA: Buka registry editor, navigasi ke “HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\Session Manager” dan edit nilai “BootExecute”. Biasanya di sini Anda temukan entri “autocheck autochk *”. Ubah, misalnya menjadi “autocheck autochk /k:C*” untuk menonaktifkan proses cek drive C. Apabila entri “BootExecute” belum ada, buat melalui context menu “New | Multi-String Value”.

Risiko: Tanpa cek hard disk, Windows tidak bisa mendeteksi eror sistem file sehingga PC Anda berisiko kehilangan data.

Mengoptimalkan kipas CPU
Kipas yang selalu berdengung bisa menjadi polusi suara bagi telingan Anda. De­ngan setting yang tepat, Anda bisa me­ngurangi kebisingan sekaligus menjamin udara segar yang memadai (lihat grafik di halaman berikut).

CARA: Untuk mengatur kecepatan putar kipas CPU, gunakan SpeedFan (CHIP-DVD). Setelah dijalankan, klik “CPU Core” dalam tab “Temperature”, pada bagian bawah tam­pak dua bagian suhu, yaitu “Desired” dan “Warning”. Atur suhu minimal pada 15 derajat Celsius. Pada “Warning” cantumkan suhu maksimal, di mana kipas berputar dengan frekuensi penuh agar CPU tidak kepanasan. Nilai yang tepat tergantung CPU yang digunakan (suhu 40 derajat digunakan sebagai nilai acuan).

Lakukan konfigurasi yang sama pada bagian “System”. Sebagai suhu maksimal bisa Anda cantumkan 50-55 derajat. Selanjutnya, atur frekuensi putar kipas dalam tab “Speeds”. Cantumkan, misalnya nilai “0″ di bawah “Minimum value” dan nilai di antara 30 hingga 40 untuk “Maximum value”. Selain itu, berikan tanda juga pada opsi “Automatically variated”.

Konfirmasikan input Anda dengan “OK”. Dalam menu utama, tandai juga opsi “Automatic fan speed”. Periksa secara berkala naik-turunnya suhu dan bila perlu lakukan koreksi nilainya bila kurang tepat.

Risiko: Apabila terlalu panas, CPU otomatis shutdown. Komponen-komponen lainnya juga bisa rusak bila Anda salah me­ngatur kecepatan kipas, terutama bagian pengatur tegangan.

Mengontrol kecepatan kipas GPU

Kipas graphics card sering menjadi sum­ber kebisingan. Padahal, kecepatan maksimum kipas yang berisik tersebut hanya dibutuhkan saat beban penuh. Untuk itu, atur agar kecepatan kipas otomatis disesuaikan dengan beban GPU.

CARA: Gunakan freeware RivaTuner (www.guru3d.com/rivatuner/). Setelah meng-install dan menjalankannya, klik “Customize” pada bagian “Target adapter” yang ada pada tab “Main”. Pilih toolbar yang berlabel “Hardware Monitoring” untuk me­nam­pilkan suhu aktual graphics card. Yang penting Anda amati di sini adalah bagian “Core Temperature” yang secara terus menerus menampilkan suhu optimalisasi berikut.

Selanjutnya, kembalilah ke menu utama. Klik “Customize” pada “Driver Settings” dan pilih “System Settings”. Buat serangkaian profil dengan berbagai kecepatan kipas agar sesuai dengan panas yang dihasilkan.

CARA: Dalam tab “Fan” pilih “Direct Control” dalam menu drop-down tersebut. Selanjutnya, Anda harus mengatur kipas secara manual dengan slider. Pertama, turunkan lebih dari 50% dan simpan hasilnya dalam “Fan Profile Settings” dengan nama yang jelas seperti “Fan 40%”.

Setelah membuat 5 profil berbeda, tutup window dan klik “Launcher”, lalu pada tanda “+” berwarna hijau di sisi bawah window untuk mengaktifkan profil. Untuk itu dalam menu “Regular Menu Item Editor” masukkan sebuah nama, seperti “Lowest Speed” dan aktifkan “Associated Fan Profile”. Masukkan profil dengan kecepatan terendah, “Fan 40%”. Ulangi proses yang sama untuk setiap profil.

Selanjutnya, kaitkan profil dengan suhu graphics card. Dalam tab “Scheduler” klik tanda “+” dan berikan sebuah nama di bawah “Task”. Untuk setting kipas terendah misalnya ambil “Speed at 50-55 Degree”. Di bawah “Name” masukkan profil “Lowest Speed”. Pada “Schedule” pilih “On hardware monitoring threshold” dan di bawah “Threshold” masukkan suhu operasi yang rendah – tergantung graphics card sekitar 50 derajat Celsius.

Pada “Direction” pilih “Upward”. Ulangi proses dengan setiap profil dan setiap kali tingkatkan ambang batas sebesar 10 derajat hingga pada suhu 95 derajat kipas berputar dengan kecepatan penuh.

Dengan cara yang sama, Anda pun dapat menurunkan kecepatan kipas. Masukkan semua “Task” dalam “Scheduler” dalam urutan sebaliknya dan di bawah “Direction” pilih “Downward”.
RISIKO: Suhu yang terlalu panas dapat membuat graphics card menjadi rusak dan bisa merembet ke motherboard dan komponen lainnya.

Mempercepat USB Flash Drive
USB Flash Drive umumnya diformat de­ngan sistem file FAT agar kompatibel de­ngan dengan berbagai sistem. Namun, hal ini justru menjadi salah satu penghambat performa Windows. Abaikan saja aturan tersebut dan konfigurasikan agar USB Flash Drive Anda memilki kecepatan tulis yang maksimal. Untuk itu, ubah sistem file dan nonaktifkan sistem pengamanan Windows-nya.

CARA: Pertama, backup semua data dari USB Flash Drive pada hard disk. Pada XP buka “Computer Management” melalui “Control Panel | Manage” dan pilih “Disk Management”. Pada Vista dan Windows 7, konfigurasinya terdapat di “Control Panel | System and Security”.

Kini tampak semua partisi dan media data terpasang. Pilih USB Flash Drive Anda di bagian bawah window. Anda dapat menemukannya dengan merujuk pada kapasitas dan kategorinya (Removable). Buka context menu dan pilih “Format”. Pada bagian “File System” pilihlah “NTFS” dan konfirmasikan dengan “OK”. Setelah proses format selesai, Anda masih harus menyesuaikan Flash Drive tersebut melalui “Control Panel | Device Manager”. Pilih “Properties” pada context menu USB Flash Drive tersebut dalam bagian “Disk drives”. Pada tab “Policy”, aktifkan opsi “Better Performance”.

RISIKO: Apabila USB Flash Drive dicabut dari PC tanpa melalui prosedur yang benar, Anda berisiko kehilangan seluruh data di dalamnya. Oleh karena itu, sebelumnya klik icon pada taskbar (Safely Remove Hardware…). Namun, ini bukan proteksi 100%. Apabila Windows mendadak crash atau melakukan reset, seluruh isi USB Flash Drive berisiko rusak.

BIOS Tuning
Beberapa PC yang memiliki BIOS versi OEM yang telah dimodifikasi biasanya sukar dikonfigurasi oleh pengguna. Solusinya hanya menggunakan BIOS aslinya. Sukses tidaknya flash BIOS pun tidak diketahui pasti. Bila board dapat menerima BIOS baru, aktifkan fungsi-fungsi profesional, misalnya fasilitas overclocking. Namun, bila flashing gagal, biasanya board tidak lagi bisa digunakan.

CARA: Ada beberapa cara untuk me­ngurangi risiko hilangnya data. Pertama, gunakan CPU-Z pada tab “Mainboard”, untuk mengetahui jenis motherboard dan versi BIOS PC. Cari update BIOS di website produsennya untuk mengetahui adanya fungsi-fungsi baru.

Download BIOS dan ekstrak pada sebuah USB Flash Drive atau bakar pada media optik (CD atau DVD). Hanya de­ngan versi ini di kemudian hari Anda memiliki kesempatan me-restore BIOS yang rusak. Buka juga casing PC dan periksa, apakah chip BIOS terpasang pada motherboard secara permanen (disolder) atau tidak. Jika tidak, cabut dan gantinya bila rusak.

Beberapa motherboard dilengkapi de­ngan dua chip. Chip pertama adalah BIOS itu sendiri dan yang kedua adalah versi backup. Apabila BIOS rusak, versi backup langsung mengambil alih. Beberapa tips lain untuk “menghidupkan” kembali BIOS yang rusak termuat di www.biosman.com/biosrecovery.html. Apabila semua persiapan telah di­lakukan, Anda bisa memulainya dengan prosedur berikut ini. Catat jenis motherboard board via CPU-Z dan cari BIOS-nya dengan bantuan search engine. Cara meng-copy BIOS bervariasi. Pada salah satu motherboard ASUS, metode berikut ini berhasil dengan baik. Download BIOS dari produsen dan ekstrak file ke sebuah USB Flash Drive berformat FAT. File tersebut memiliki akhiran .ROM. Selanjutnya, restart PC dan tekan [Alt]+[F2] untuk mengaktifkan software “EZ Flash 2″. Pada bagian “Path”, pilih USB Flash Drive berisi BIOS baru tersebut dan konfirmasikan dengan [Enter].

RISIKO: Risiko rusaknya motherboard sa­ngatlah tinggi dan usaha untuk memperbaikinya jarang ada yang berhasil!

Backup Sistem dengan Nero 10

Beberapa tuning dalam artikel ini berisiko pada sistem. Oleh karena itu, backup partisi sistem, misalnya dengan versi trial Nero Multimedia Suite 10 (CHIP-DVD). Nonaktifkan toolbar Nero setelah meng-install Nero dan restart PC. Pilih konfigurasi manual dan nonaktifkan semua modul yang tidak diperlukan. Untuk membuat image sistem, cukup pilih “Nero Burning ROM” dan “Nero BackItUp”.

Membuat dan memakai IMAGE
Buka Nero BackItUp dan pilih “Skip to setup Autobackup” untuk mengabaikan backup otomatis dari Nero. Klik “Tools | Create ImageTool Disc”, agar pada kondisi darurat Anda mempunyai sebuah CD bootable untuk me-restore sistem. Di bawah “Backup” buat sebuah “Drive Backup” dari partisi sistem dan sebuah “File Backup” terpisah. Gunakan sebuah hard disk eksternal untuk menyimpan backup. Untuk me-restore sistem, lakukan boot dari Live-CD, lalu pilih “Restore”. Selanjutnya, Anda hanya perlu menentukan folder tujuan.

Catatan: Versi demo Nero ini dapat di­install pada periode tertentu (akhir 2010) dan digunakan selama 30 hari. Setelah fase trial berlalu, Anda masih tetap dapat menggunakan fungsi backup dan Live-CD yang telah dibuat sebelumnya.

di kutip dari "chip"